Adabanyak cara belajar bahasa Inggris untuk pemula dengan cepat dan menyenangkan. Mempelajari bahasa Inggris dapat dimulai dari huruf, kata, frase, klausa, kalimat, paragraf, dan teks. Berikut adalah 9 cara atau tips menguasai bahasa Inggris untuk pemula dengan cepat, mudah dan menyenangkan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam program pengabdian ini adalah untuk memberikan kecakapan dalam mengajarkan Al-Quran bagi segenap imam dusun dan imam rawatib masjid se desa Kapita. Target khusus yang ingin dicapai adalah meningkatnya pengetahuan dan kecakapan dalam ilmu Al-Quran sehingga dapat ditularkan kepada anggota keluarganya masing-masing. Permasalahan dalam mempelajari Al-Quran adalah kurang tepat dan efektifnya metode belajar yang digunakan. Olehnya itu, permasalahan pada masyarakat sasaran ini perlu diatasi dengan peningkatan pengetahuan dan kecakapan melalui metode Qiraah yang mudah, sederhana dan menyenangkan. Metode yang dipakai dalam program pengabdian ini adalah metode partisipasi. Peserta diberikan pelatihan dan bimbingan intensif mengenai tatacara pembelajaran metode Qiraah bagi kaum muslimin-muslimat. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta mampu memahami metode Qiraah dan mempunyai skil mengajar di lingkungannya masing-masing. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 212 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 Training of Trainers Metode Qiraah Bambang Sampurno Dosen Tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muslim Indonesia Makassar e-mail Abstrak Tujuan yang ingin dicapai dalam program pengabdian ini adalah untuk memberikan kecakapan dalam mengajarkan Al-Quran bagi segenap imam dusun dan imam rawatib masjid se desa Kapita. Target khusus yang ingin dicapai adalah meningkatnya pengetahuan dan kecakapan dalam ilmu Al-Quran sehingga dapat ditularkan kepada anggota keluarganya masing-masing. Permasalahan dalam mempelajari Al-Quran adalah kurang tepat dan efektifnya metode belajar yang digunakan. Olehnya itu, permasalahan pada masyarakat sasaran ini perlu diatasi dengan peningkatan pengetahuan dan kecakapan melalui metode Qiraah yang mudah, sederhana dan menyenangkan. Metode yang dipakai dalam program pengabdian ini adalah metode partisipasi. Peserta diberikan pelatihan dan bimbingan intensif mengenai tatacara pembelajaran metode Qiraah bagi kaum muslimin-muslimat. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta mampu memahami metode Qiraah dan mempunyai skil mengajar di lingkungannya masing-masing. Kata Kunci training of trainers, metode qiraah I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, merupakan keuntungan dan ancaman tersendiri jika tidak segera mendapatkan penanganan yang baik dan benar. Kekuatan umat Islam tidak dilihat dari segi kuantitas semata tapi miskin ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan yang mumpuni, akan tetapi kekuatan umat Islam itu akan nampak jika sumber daya manusianya telah mampu menampilkan perilaku yang manusiawi dan beradab. Kondisi yang beradab dari seorang muslim-muslimah dapat tercipta salahsatunya melalui pemahaman atas nilai-nilai serta wawasan yang terdapat pada Al-Quran sebagai rujukan utama umat. Memahami Al-Quran adalah kewajiban setiap muslim/muslimah. Allah SWT memberikan akal dan fikiran kepada manusia yang tujuannya semata-mata agar manusia memikirkan apa-apa yang telah Allah turunkan semua yang ada di alam semesta. Salah satunya adalah Al-Quran yang dijadikan senagai pedoman hidup oleh umat Islam. Al-Quran adalah kalamullah, kitab suci yang agung, mukjizat terbesar yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, sebagai syifa atau penyembuh jiwa, juga petunjuk dan rahmat. Orang yang belajar dan mengajarkannya dianggap sebaik-baik manusia, bacaan setiap hurufnya mendatangka pahala, bahkan menjadi syafaat di akhirat kelal bagi siapa saja yang mengamalkan kandungannya. Sebaliknya, keutamaan yang dijanjikan Al-Quran tidak mungkin diraih apabila kita jauh darinya. Mengingat begitu pentingnya kemampuan membaca al-Qur’an, maka diperlukan adanya kesadaran umat Islam agar menguasai baca-tulis al-Qur’an. Karena dengan kemampuan membaca al-Qur’an tersebut, akan berpengaruh dalam pengamalan ajaran Islam yang dianutnya. Dalam hal Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 213 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 ini, tentunya diperlukan metode pembelajaran baca-tulis Al-Quran yang dianggap efektif untuk akselerasi pemahaman dan kecakapan. Untuk mengetahui dan memahami baca-tulis al-Quran, para alim telah banyak melahirkan inovasi dan tatacara dalam mempelari al-Quran secara mudah dan cepat. Namun betapapun bagusnya suatu metode, jika tidak ditopang dengan Sumber Daya Manusia atau Guru yang bertugas merealisasikan metode tersebut, maka upaya untuk membumikan al-Quran juga akan mengalami kendala. Disinilah dosen pengabdi melihat urgensi peran dan partisipasi imam-imam dusun serta imam-imam rawatib se-Desa Kapita untuk ikut bersama melakukan upaya-upaya yang strategis dalam menginternalisasi ajaran Islam, yakni salah satunya mengajarkan al-Quran kepada seluruh komponen masyarakat. Desa Kapita merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto yang dimana juga merupakan salah satu desa binaan Yayasan Wakaf UMI . Desa Kapita memiliki luas wilayah yang cukup strategis dan meliputi area pemukiman penduduk, persawahan, Peternakan, dan tanah kebun masyarakat. Desa Kapita dibagi menjadi 11 dusun yaitu Bonto La’bua, Tompo Balang, Kapita, Balang Makkai, Paranga, Maccini Baji, Tombolo Loe, Pokanga, Bonto Biraeng, Bonto Ba’do dan Bontorea. Jika dilihat dari mata pencaharian warga desa, pada umumnya adalah petani, PNS, peternak dan sebagian kecilnya sebagai buruh dan wiraswasta. Mata pencaharian warga dapat dicermati dari tingkat warga yang pada umunya adalah tamatan SD, SMP, SMA dan beberapa yang menyelesaikan studi pada perguruan tinggi. Dari 15 Desa dan Kelurahan se – Kecamatan Bangkala, Desa Kapita dikenal dengan masyarakatnya yang religius dan menjunjung tinggi nilai budaya dan adat istiadatnya. Iklim religius semakin nampak sejak hadirnya organisasi Majelis Taklim sebagai salah satu wadah tempat belajar mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Salah satu kelompok Majelis Taklim yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di Kabupaten Jeneponto adalah Majelis Taklim Addariyah. Majelis Taklim ini berkedudukan di Desa Kapita Kecamatan Bangkala, sekitar ±70 km jarak yang ditempuh jika dari Kota Makassar. Majelis Taklim Addaiyah didirikan oleh segenap komponen masyarakat, sebagai inisiatornya adalah Ustadzah Suriyanti, sekaligus didaulat sebagai Ketua sejak tahun 2016. Meskipun masih terbilang baru, namun Majelis Taklim Addariyah telah memberikan beberapa kontribusi yang sangat baik bagi seluruh anggota dan masyarakat umumnya, salahsatunya berkaitan dengan pemberian materi keagamaan serta soft-skill lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, mulai nampak beberapa kekurangan dan kesulitan yang dialami oleh segenap pengurus dan anggota Majelis serta masyarakat pada umumnya yang sering terlibat dalam acara-acara pengajian yang diadakan, khususnya dalam hal kemampuan baca-tulis Al-Quran. Salah satu penyebabnya, kurangnya tenaga pengajar dalam proses pembelajaran. Termasuk juga ketidakkonsistenan dalam penerapan metode pembelajaran. Pentingnya memaksimalkan satu metode dalam pembelajaran Al-Quran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran al-Quran bagi segenap masyarakat. Sebagaimana pada proses pengabdian sebelumnya, dimana dosen menemukan fakta bahwa dari 200 masyarakat yang disampling yang sebarannya ke 11 dusun se – Desa Kapita, tentang kemampuan baca-tulis al-Qurannya, maka ditemukan sebanyak 33 orang yang memiliki tingkat kefasihan dalam baca-tulis al-Quran, 118 orang belum lancar dan benar, 49 orang yang masih h – tulis al-Quran. Ini adalah indikasi bahwa, masih sangat banyak kaum muslimin-muslimat masyarakat yang belum memiliki kecakapan dalam membaca serta menuliskan Al-Quran. Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 214 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 Selama ini ada anggapan bahwa mempelajari Al-Quran itu adalah otodidak, tanpa memerlukan metode tertentu. Walhasil ditemukanlah fakta bahwa banyak diantara masyarakat belum memiliki kemahiran ataupun kecakapan dalam membaca termasuk menuliskan ayat-ayat Al-Quran. Hal ini menjadi tantangan tersendiri oleh pengurus Majelis Taklim Addariyah serta segenap elemen terkait untuk tetap eksis dalam mendampingi seluruh komponen masyarakat termasuk anggota-anggotanya yang belum cakap atau bahkan masih buta aksara huruf Al-Quran. MASALAH POKOK Adapun yang menjadi masalah pokok pada kegiatan pengabdian adalah 1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam membaca dan menuliskan ayat-ayat Al-Quran 2. Belum adanya metode yang efektif dalam proses pembelajaran Al-Quran secara berkesinambungan. 3. Kurangnya Sumber Daya Manusia berupa Guru Mengaji pada tiap dusun se – Desa Kapita. TUJUAN 1. Memberikan pemahaman dan kecakapan kepada masing-masing individu pada masyarakat khususnya bagi kader-kader Majelis Taklim Addariyah dalam membaca dan menuliskan ayat-ayat Al-Quran 2. Menggunakan metode qiraah sebagai sarana belajar-mengajar Al-Quran yang efektif dan berkesinambungan 3. Melahirkan tutor atau tenaga pengajar metode qiraah yang terampil dan mempunyai semangat juang serta mempunyai kemandirian. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Training of Trainers Training of Trainers, atau dalam las a Indonesia adalah Pelatihan untuk Pelatih. Definisi secara luasnya adalah adalah pelatihan yang diperuntukkan bagi orang yang diharapkan setelah selesai pelatihan mampu menjadi pelatih dan mampu mengajarkan materi pelatihan tersebut kepada orang lain. Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Training of Trainer, kita perlu memahami definisi dari training atau pelatihan terlebih dahulu. Secara umum Training atau pelatihan dapat didefinisikan sebagai proses pemindahan pengetahuan dan keterampilan dari seseorang kepada orang lain sehingga orang lain tersebut menjadi cakap dalam pekerjaannya. Kegiatan tersebut tidak dibatasi oleh lokasi ataupun formalitasnya karena dimana pun tempatnya, apabila terjadi suatu proses pemindahan pengetahuan/keterampilan kepada orang lain maka itu las dikatakan sebagai training. Secara umum ada 3 tahapan untuk melaksanakan Training of Trainer TOT, masing-masing tahapan pelatihan tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Berikut adalah 3 tahapan dari training of trainer, yaitu antara lain 1. Pelatihan ketrampilan melatih training delivery Pelatihan ketrampilan melatih training delivery dilakukan juga dalam rangka untuk memberikan kemampuan penguasaan materi kepada para trainer agar para trainer las memberikan pelatihan terhadap suatu subyek. Oleh karena itu kita sering mendengar kata TOT diikuti dengan subyek kata yang lain, namun pada dasarnya tujuan kegiatan itu tetap sama, yaitu agar peserta pelatihan mampu melatih. Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 215 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 2. Pelatihan menyusun langkah atau tahapan melatih session design Pelatihan menyusun langkah atau tahapan melatih session design a dalah pelatihan yang ditujukan agar para trainer dapat menyusun dan merancang sebuah materi pelatihan. Dalam kegiatan merancang sebuah pelatihan maka seorang trainer harus melakukan beberapa hal, yaitu a. Identifikasi kebutuhan Training b. Merumuskan tujuan Training c. Menyusun Silabus d. Cara penyajian materi training e. Membuat metode evaluasi 3. Pelatihan ketrampilan mendisain kurikulum pelatihan curriculum design. Pelatihan ketrampilan mendisain kurikulum pelatihan curriculum design adalah langkah selanjutnya dari tahapan Training of Trainer ini, yaitu para trainer diharuskan mampu membuat silabus training. Yang perlu diingat disini adalah silabus tidak sama dengan materi. Cara membuat silabus Training adalah sebagai berikut a. Tentukan ability yang ingin dicapai b. Indikator apa yang menandakan tercapainya ability tersebut? c. Apa yang perlu diketahui seseorang agar bisa menguasai ability tersebut? d. Apa yang perlu dilakukan seseorang agar bisa menguasai ability tersebut. e. Susunlah materi tersebut secara urut dan sistematis. 2. Metode Qiraah Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta dan petunjuk atau hidayah bagi setiap manusia muttaqin. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT pada Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi Terjemahnya “Kitab Al Quran Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” Depag, 2014 Maka Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW bukan sekedar mukjizat saja tetapi untuk dibaca, dipahami, diamalkan, dan dijadikan sumber hidayah serta pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Olehnya itu, untuk mencapai maksud dan tujuan Al-Quran tersebut dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang efektif yang berdasarkan pada nilai-nilai Al-Quran dimana di dalam Al-Quran itu sendiri terdapat berbagai peraturan yang mencakup seluruh kehidupan manusia yaitu meliputi ibadah dan muamalah. Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ilmu yang menimbulkan kebaikan serta kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia. Di samping itu al-Qur’an merupakan sarana yang paling utama untuk bermunajat kepada Allah baik membaca, mempelajari, mengajarkan, serta mendengarkannya. Kesemuanya itu merupakan ibadah bagi setiap orang yang mengamalkannya. Menurut M. Quraish Shihab, mempelajari al-Qur’an adalah kewajiban. Dengan demikian belajar membaca al-Qur’an adalah wajib bagi setiap orang Islam. Sedangkan Ahmad Munir dan Sudarsono berpendapat bahwa apabila seseorang berkeinginan kuat untuk dapat membaca al-Qur’an dengan sebaik-baiknya, maka perlu penguasaan huruf, harakat, kalimat serta ayat-ayat Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 216 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 yang disebut muraah al huruf wa al-harakat dan muraah al kalimah wa al ayah. Maka dari itu belajar tajwid perlu mendapatkan perhatian khusus, agar dalam membaca al-Qur’an dapat terlaksana dengan baik dan benar perlu diberikan sejak usia kanak-kanak, sehingga pada saat dewasa penguasaan membaca al-Qur’an sudah memenuhi kaidah-kaidah yang ditentukan. Untuk mendapatkan tingkat ketelitian tersebut perlu latihan-latihan secara berkesinambungan dan sungguh-sungguh, baik secara sendirian maupun kelompok. Di samping itu, diperlukan pula adanya kesopanan di dalam membaca al-Qur’an yang meliputi adab membaca dan mendengarkan al-Qur’an. Andi Suriadi menerapkan kurikulum al-Qur’an melalui metode Qiraah dengan tujuan menuntaskan pembelajaran al-Qur’an sesuai penjabaran kurikulum yang ditetapkan yaitu peserta dapat menguasai tata cara membaca al-Qur’an dengan benar. Metode Qiraah dalam pelaksanaanya mengutamakan kemampuan pribadi masing-masing peserta, sehingga hasil pembelajaran antar peserta satu dengan peserta yang lain las berbeda walaupun waktu yang disediakan sama. Kreatifitas peserta merupakan wujud nyata dari pengakuan insan akan realitas yang ada bahwa peserta tidak dapat disamakan dalam segala hal. Hal ini sesuai dengan metode belajar cepat yang mengakui bahwa masing-masing dari kita memiliki cara belajar yang cocok dengan karakter dirinya, sehingga dapat belajar dengan cara yang alamiah, lebih mudah dan melihat potensi keagamaan yang ada di Indonesia, seharusnya program utama yang bersifat kreatif dan terpadu pada tiap-tiap las an pengajaran al-Quran termasuk Majelis Taklim harus terus ditingkatkan dengan cara meningkatkan dari sisi soft-skil dan menciptakan strategi pembelajaran yang efektif. Pembelajaran Al-Quran melalui metode yang efektif las menjadi ujung tombak untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapan seluruh komponen masyarakat. Kata Qiro’ah berasal dari akar kata qoro’a-yaqro’u, qiro’atan yang artinya membaca, bacaan. Secara las a kata ini berasal dari ayat pertama dari wahyu Al-Qur’an, yakni “iqro”. Kata “iqro” dalam ayat tersebut adalah “fiil amr” mengandung arti perintah untuk membaca. Perintah iqro’ ini dilanjutkan dengan kalimat berikutnya yakni bismirobbikalladzi kholaq, kholaqol insane min alaq. Yakni membaca dengan dasar atau kerangka “ismi rabb” Allah sebagai Rabb. Makna iqro’/qiro’ah dalam ayat tersebut bukan sebatas harfiah yakni membaca suatu tulisan saja, tetapi suatu perintah untuk membaca, meneliti, dan memahami. Sedangkan obyek yang harus dibaca adalah tentang manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai las a rabb. Jadi, perintah qiro’ah menurut ayat tersebut mengandung makna proses membaca, meneliti mengkaji dan memahami mengenal segalas sesuatu tanpa dari itu kita diharuskan untuk membaca, karena membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menentukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keterampilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern. Berdasarkan arti membaca tersebut, pengertian membaca mencakup dua hal. Pengertian yang pertama yaitu membaca teks-teks yang terurai dari huruf demi huruf kemudian membentuk kata lalu terangkai dalam kalimat dan padu dalam h. Pengertian yang kedua yaitu membaca fenomena-fenomena yang Ahmad Munir & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al Qur’an, Jakarta Rineka Cipta, 1994, Andi Suriadi, Buku Qiraah; Metode Super Cepat Belajar & Mengajar Fashih Membaca Al-Quran, Yayasan FOSLAMIC Pusat Makassar, 2017, Syaiful Gala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Alfabeta, 2005, h. 3 Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 217 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 terjadi di alam semesta. Membaca sesuai pengertian ini misalnya memikirkan bagaimana terjadinya siang dan malam, peredaran planet mengelilingi matahari, dan penciptaan mahkluk. Terdapat beberapa las an mengapa kita harus senantiasa membaca. Pertama, membaca sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan. Kedua, membaca merupakan sarana pergaulan. Ketiga, membaca merupakan salah satu sarana hiburan. Keempat, membaca dapat mendatangkan rezeki. Kelima, membaca dapat menjadi sarana mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa. Keenam, membaca sebagai sarana koreksi diri. Membaca adalah aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskannya kembali berdasarkan analisis fikiran kita sendiri. Dalam mempelajari Metode Qiraah, ada dua metode yang digunakan yaitu metode pembelajaran untuk Tingkat Pemula dan Tingkat Lanjut. Pertama, Tingkat Pemula terbagi kepada beberapa metode, yaitu 1 Metode Harfiyah, 2 Metode Shautiyah, 3 Metode Suku kata, 4 Metode Kata, 5 Metode Kalimat, 6 Metode Gabungan. Kedua, Tingkat Lanjut yaitu tingkat yang bertujuan untuk memahami bacaan, ada beberapa langkah untuk menyelesaikan Tingkat Lanjut, yaitu 1 Menyampaikan salam, 2 Menyiapkan papan Tulis, 3 Mengecek Pekerjaan Rumah, 4 Menyampaikan Tamhid untuk memulai pelajaran Baru, 5 Menyajikan kosa kata baru, 6 Menyajikan struktur kalimat baru, 7 Membaca dalam hati, 8 Pertanyaan pemahaman, 9 Membaca model, 10 Membaca nyaring, 11 Mendiskusikan kandungan teks secara detail per alinea, 12 menyimpulkan kandungan teks secara lisan 13 Mendemonstasikan, 14 Mengerjakan latihan dalam buku, 15 Menulis, 16 Pekerjaan Program kegiatan training of trainers di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto diharapkan agar desa tersebut memiliki sumber daya tenaga pengajar al-Quran yang handal dan memadai. PELAKSANAAN Model Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan untuk mendukung realisasi program ini adalah metode partisipatif yang melibatkan secara langsung para imam dusun dan imam rawatib melalui Majelis Taklim Addariyah sebagai fasilitator program untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baca-tulis Al-Quran mereka yang berada Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. yaitu melalui 1 Brainstorming, 2 Training of Trainers metode qiraah, dan 3 Mengklaim penerapan metode qiraah secara terpadu dan berkesinambungan. Rencana Kegiatan Berdasarkan uraian tersebut, maka rencana kegiatan program yang akan dilakukan berupa 1. Tahap Pertama Melakukan brainstorming tentang pentingnya menggunakan metode qiraah dalam pembelajaran baca-tulis Al-Quran Partisipasi Mitra Majelis Taklim Addariyah merencanakan pertemuan majelis dengan seluruh perangkat desa dan mempersiapkan data yang terdiri dari profil desa, serta kebutuhan perangkat penunjang lainnya. 2. Tahap Kedua Membantu Majelis Taklim Addariyah dalam mempersiapkan buku dan perangkat pembelajaran serta mencari calon peserta training of trainers. Andi Suriadi, Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 218 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 Partisipasi Mitra Majelis Taklim Addariyah melakukan perekrutan calon peserta training of trainers. 3. Tahap Ketiga Training of Trainers Metode Qiraah Partisipasi Mitra Majelis Taklim Addariyah fasilitator dalam mempraktekkan metode Qiraah dalam proses pembelajaran Al-Quran bagi tiap peserta. 4. Tahap Keempat Melakukan monitoring dan evaluasi pada seluruh kegiatan secara bertahap. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para imam dusun dan imam rawatib se – Desa Kapita dengan metode Qiraah sebagai salah satu metode efektif dalam proses belajar-mengajar al-Quran. 5. Partisipasi Mitra Majelis Taklim Addariyah melaporkan semua kendala dan permasalahan yang mereka alami dan bersama-sama dengan tim pelaksana program mencari solusinya. Peserta/Partisipan Masyarakat Sasaran Peserta yang mengikuti kegiatan Training of Trainers Metode Qiraah bagi adalah semua pengurus dan anggota serta imam dusun yang jumlahnya bervariasi karena beberapa halangan dan hambatan. Pelaksanaan kegiatan diadakan sebanyak empat kali yang disesuaikan dengan waktu para peserta. Pemilihan waktu atas saran dan permintaan langsung dari pengurus Majelis Taklim Addariyah Desa Kapita. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan training of trainers metode qiraah diuraikan pada tabel berikut Training of Trainers Metode Qiraah Tahap 1 Training of Trainers Metode Qiraah Tahap 2 Training of Trainers Metode Qiraah Tahap 3 Pada kegiatan pengabdian ini melibatkan panitia dari kalangan mahasiswa yang berjumlah dua orang dari Prodi Pendidikan Agama Islam. Keduanya dilibatkan dalam proses persiapan kegiatan dan bertindak sebagai panitia pembukaan, registrasi peserta dan absensi, serta dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Pelaksanaan Program Pelaksanaan pelatihan dan bimbingan intensif metode qiraah ditempatkan pada dua lokasi, yakni di masjid Al-Ikhlas dan Masjid Nurul Hidayah yang menjadi tempat berkegiatan Majelis Taklim Addariyah. Sebagai langkah pertama di Tim PkM melakukan proses Ta’aruf tentang Metode Qiraah. Dipimpin oleh Bambang Sampurno, tim PkM menjelaskan pengertian dari Metode Qiraah yakni keterampilan membaca, dimana menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dahulu mengutamakan membaca, yakni narasumber mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh para peserta. Target training ini adalah mampu seluruh peserta diharapkan mampu dan cakap dalam mengenali, menyebut dan membaca huruf-huruf hijaiyyah dengan fasih, serta pada level mampu menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar. Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 219 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 Adapun tujuan dari metode ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu a. Tingkat Pemula 1 Mengenali lambang-lambang simbol huruf 2 Mengenali kata dan kalimat 3 Menemukan ide pokok dan kata kunci 4 Menceritakan kembali isi bacaan b. Tingkat Menengah 1 Menemukan ide pokok dan ide penunjang 2 Menceritakan kembali berbagai jenis isi bacaan c. Tingkat Lanjut 1 Menemukan ide pokok dan ide penunjang 2 Menafsirkan isi bacaan 3 Membuka inti sari bacaan 4 Menceritakan kembali berbagai jenis bacaan Pada training yang diadakan oleh tim PkM – UMI kali ini dikhususkan untuk tingkat lanjutan, karena berdasar hasil rekomendasi tim PkM serta observasi sebelumnya diketahui bahwa telah banyak pengurus dan anggota dari mitra pengabdian yang layak untuk menjadi tenaga pengajar al-Quran dengan metode Qiraah. Maka pada pertemuan perdana, narasumber hanya mengawali materi mendasar secara singkat. Adapun materi dasar tersebut sebagai berikut a. Makharijul Huruf wa Shifatul Huruf b. Pengenalan Huruf dengan media gambar c. Ilmu Tajwid Praktis Di sesi kedua, peserta dibimbing tentang strategi pembelajaran metode qiraah oleh Bambang Sampurno, pada sesi ini peserta dibagikan tugas untuk menemukan dan menandai huruf dan kalimat sesuai dengan hukum-hukum ilmu tajwid secara individu, kemudian peserta dikelompokkan menjadi empat orang di setiap masing-masing kelompok, lalu dari kelompok itu dikumpulkan lagi hingga menjadi kelompok besar, lalu salah satu dari peserta mempresentasikannya dengan membaca serta menuliskan di media yang telah disediakan panitia, lalu diklarifikasi jika terjadi kesalahan. Pada sesi ini, mulai nampak kemampuan individu dari tiap peserta dalam memahami metode dasar dalam pengajaran al-Quran, yakni penjelasan tentang kaidah tajwid yang menjadi persyaratan mutlak dalam pembelajaran al-Quran. Hari ketiga diisi dengan materi metode pembelajaran qiraah. Narasumber memaparkan bahwa metode pembelajaran membaca untuk dasar atau pemula diantaranya sebagai berikut a. Metode harfiyah Dimana narasumber memulai pelajaran dengan mengajarkan huruf hijaiyyah satu persatu. Maka peserta pun mulai belajar mengucapkan huruf alif, ba’, ta’, dan seterusnya. Disini peserta belajar membaca dan belajar menuliskannya. b. Metode Shautiyah Hampir sama dengan metode harfiyah, bedanya terletak pada cara pengajaran dalam metode harfiyah, huruf diajarkan dengan menyebutkan namanya. Huruf misalnya diajarkan kepada siswa dengan menyebut  , sedangkan pada metode shautiyah huruf  dibaca  c. Metode Suku Kata Dalam metode ini peserta terlebih dahulu belajar suku kata, kemudian mempelajari kata yang tersusun dari suku kata tersebut. Untuk mengajarkan suku kata harus didahului huruf mad. Oleh karena itu perrtama peserta harus belajar kemudian belajar suku kata   Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 220 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 dan suku kata seperti    selanjutnya belajar kata yang tersusun dari suku kata tersebut seperti  dan seterusnya, terkadang metode suku kata ini lebih baik dari metode harfiyah dan metode shautiyah, karena metode ini memulai pelajaran dengan unit yang lebih besar dari sekedar satu huruf atau satu suara. d. Metode Kata Metode kata thariqoh kalimat termasuk kategori metode kulliyyah, karena peserta mulai belajar dari kata kemudian belajar huruf-huruf yang membentuk kata tersebut. Metode ini merupakan lawan atau kebalikan dari metode harfiyah dan shautiyah. Dalam mengimplementasikan metode ini, narasumber memulai dengan menampilkan sebuah kata disertai dengan gambar yang sesuai jika kata itu mungkin diberi ilustrasi gambar, kemudian narasumber mengucapkan kata itu beberapa kali dan diikuti peserta. Langkah selanjutnya narasumber menampilkann kata tadi tanpa disertai gambar untuk dikenali dan dibaca oleh para peserta, setelah peserta mampu membaca kata tersebut, kemudian narasumber menganalisis dan mengurai huruf-huruf yang terkandung dalam kata tadi. e. Metode Kalimat Prosedur pembelajaran membaca dengan metode ini adalah dengan cara narasumber pertama kali menampilkan sebuah kalimat pendek dikartu atau papan tulis, kemudian membaca kalimat tersebut beberapa kali dan diikuti oleh para peserta. Dan diteruskan dengan menambahkan satu kata baru pada kalimat tersebut, lalu membacanya dan diikuti oleh peserta misalkan     , kemudian narasumber membandingkan antara dua kalimat di atas untuk mengetahui kata-kata yang sama dan yang berbeda. Setelah itu narasumber menganalisis dan memecah kata-kata tadi ke huruf-huruf yang membentuknya. f. Metode Gabungan Para pengikut metode gabungan ini berpendapat bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan pada waktu yang sama, memiliki kekurangan. Maka, yang terbaik adalah meramu semua metode dengan memperhatikan sisi baiknya, dan tidak terpaku kepada metode Deskripsi Evaluasi Keterampilan membaca dan menulis al-quran dengan metode Qiraah yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca setelah itu menulis, yakni narasumber mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh para peserta. Adapun target metode ini adalah dimana seluruh peserta mampu membaca dan menuliskan huruf-huruf hijaiyyah dan susunan kata dengan cepat dan tepat, baik pada makharijul hurufnya maupun bacaan tajwidnya. Sehingga akan diperoleh hasil pelatihan dan bimbingan intensif yang efektif dan dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Tim PkMD UMI melaksanakan evaluasi dengan beberapa tahapan, yakni a. Evaluasi individu, guna menelusuri kemampuan dasar peserta baik saat pre-test maupun post-test. Bentuk evaluasi ini adalah wawancara langsung dengan materi soal, yakni seputar kemampuan dasar peserta dalam membaca dan menulis huruf hijaiyyah ditambah dengan kemampuan dasar tajwid. b. Evaluasi kolektif, diadakan dengan memberikan soal latihan di tiga kali pertemuan intensif yang dipandu oleh narasumber, dimana setiap peserta wajib menjawab dan mengisi lembar jawaban yang telah dibagikan dengan durasi per-soal 5 menit. Adapun materi evaluasi terkait kaidah-kaidah ilmu tajwid serta pengetahuan dasar tentang ulumul-quran. Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar 221 e-ISSN p-ISSN 1412-3231 Vol. 16 No. 2 Desember 2019 c. Presentasi Kelompok, diadakan dengan konsep Fokus Group Discussion FGD, dimana peserta di bagi menjadi empat kelompok, satu kelompok diisi ±10 orang peserta dan dipandu oleh satu orang narasumber/pendamping. Pada sesi ini, tiap peserta diberikan pilihan tema seputar tata cara membaca dan menulis al-quran melalui audio-visual yang ditampilkan pada lcd projector. Setelah itu, tiap kelompok mendiskusikannya selama 30 menit, dan mempresentasikan dan memanfaatkan sarana baca-tulis yang telah disiapkan oleh panitia. 3. Permasalahan Dan Hambatan Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkadang dijumpai beberapa kendala, diantaranya sebagai berikut a. Tidak semua peserta memiliki kesiapan waktu dalam mengikuti training of trainers ini, karena bertepatan dengan bulan panen di sawah serta di kebun jagung. Sehingga dari segi kuantitas peserta dianggap belum maksimal, karena saat berlangsungnya training of trainers didapati beberapa pengurus dan anggota mitra yang tidak hadir. b. Jarak tempuh lokasi pengabdian yakni Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan Kota Makassar sekitar ±70 km, dianggap sebagai tantangan tersendiri bagi tim PkM UMI. Olehnya itu, kedepan semoga anggaran PkM yang lokasi pengabdiannya jauh, dapat bertambah khususnya untuk item transportasi dan konsumsi. Daftar Pustaka Ali Hasjmy. Dustur Dakwah Menurut Al Qur’an. Jakarta Bulan Bintang, 2004 Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Cet. XIII; Jakarta Rineka Cipta, 2006 Bahri, Syamsul, Cepat Pintar Membaca dan Menulis Al-Quran, Jakarta Bumi Aksara, 2003 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta, 1990 Gala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Alfabeta, 2005 Jusman Karim, Tenaga Penyuluh Agama, Wawancara, Bangkala, 22 Februari 2018 Muhammad Yunus. Kamus Besar Bahasa Arab. Jakarta PT Hidakarya Agung, 2000 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta PT Rineka Cipta, 2007 Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta Bumi Aksara, 2000 Munir, Ahmad & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al Qur’an, Jakarta Rineka CIpta, 1994 Depag RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta. CV Penerbit J-Art, 2007 Rafi'udin dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi da'wah, Pustaka Setia, Bandung, 2007 Suriadi, Andi, Buku Qiraah Metode Super Cepat Belajar Mengajar Fashih Membaca Al-Quran, Makassar, Yayasan FOSLAMIC, 2017 Surianti, Ketua Majelis Taklim Addariyah, Wawancara, Kapita, 22 Februari 2019 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Dakwah Menurut Al Qur'anAli HasjmyAli Hasjmy. Dustur Dakwah Menurut Al Qur'an. Jakarta Bulan Bintang, 2004Jusman KarimJusman Karim, Tenaga Penyuluh Agama, Wawancara, Bangkala, 22 Februari 2018Muhammad YunusMuhammad Yunus. Kamus Besar Bahasa Arab. Jakarta PT Hidakarya Agung, 2000Psikologi Dakwah Suatu Pengantar StudiM Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta Bumi Aksara, 2000Al Qur'an dan TerjemahnyaR I DepagDepag RI. Al Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta. CV Penerbit J-Art, 2007Abdul Rafi'udin Dan MamanDjalielRafi'udin dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi da'wah, Pustaka Setia, Bandung, 2007Andi SuriadiBuku QiraahSuriadi, Andi, Buku Qiraah Metode Super Cepat Belajar Mengajar Fashih Membaca Al-Quran, Makassar, Yayasan FOSLAMIC, 2017
9Cara Mudah Belajar Renang Bagi Pemula, Tak Sulit Dipraktikkan. Dilansir dari Hellosehat, berenang memberikan banyak manfaat yang baik bagi tubuh seperti menjaga berat badan, memperkuat otot, hingga mencegah penyakit jantung. Selain menyehatkan bagi tubuh, olahraga ini juga menyegarkan sebab Anda akan bersinggungan dengan air.
This study aims to determine the implementation of the qirā’ah method in learning Arabic receptive skills for secondary education. The method used is a library research method, while data collection is done by examining and exploring several journal articles, books, and several data sources or other information that are considered relevant to the study. The results of this study are that learning using the qirā’ah method is an alternative for teachers in teaching Arabic receptive skills mahārah al-istimā’ and mahārah al-qirā’ah. In learning listening skills mahārah al-istimā’ students are able to understand the contents of what has been listened to and reveal again through their language both orally and in writing. As for reading skills learning mahārah al-qirā’ah students are able to read Arabic texts fluently, are able to translate and are able to understand it well and fluently. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 32 METODE QIRĀ’AH DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN RESEPTIF BERBAHASA ARAB UNTUK PENDIDIKAN TINGKAT MENENGAH Hidayatul Khoiriyah Pascasarjana Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hidakhoir3 Abstract This study aims to determine the implementation of the qirā’ah method in learning Arabic receptive skills for secondary education. The method used is a library research method, while data collection is done by examining and exploring several journal articles, books, and several data sources or other information that are considered relevant to the study. The results of this study are that learning using the qirā’ah method is an alternative for teachers in teaching Arabic receptive skills mahārah al-istimā’ and mahārah al-qirā’ah. In learning listening skills mahārah al-istimā’ students are able to understand the contents of what has been listened to and reveal again through their language both orally and in writing. As for reading skills learning mahārah al-qirā’ah students are able to read Arabic texts fluently, are able to translate and are able to understand it well and fluently. Keywords Qirā’ah Method, Receptive Skills, Arabic Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode qirā’ah dalam pembelajaran keterampilan reseptif berbahasa Arab untuk pendidikan tingkat menengah. Metode yang digunakan adalah metode kajian pustaka library research, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dan mengeksplorasi beberapa artikel jurnal, buku-buku, dan beberapa sumber data atau informasi lainnya yang dianggap relevan dengan kajian. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode qirā’ah merupakan salah satu alternatif bagi guru dalam mengajarkan keterampilan reseptif berbahasa Arab mahārah al-istimā’ dan mahārah al-qirā’ah. Dalam pembelajaran keterampilan menyimak mahārah al-istimā’ siswa mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Adapun dalam pembelajaran keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah siswa mampu membaca teks Arab dengan fasih, mampu menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar. Kata Kunci Metode Qirā’ah, Keterampilan Reseptif, Bahasa Arab Pendahuluan Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berupa langsung atau lisan seperti menyimak dan berbicara, komunikasi dapat pula berwujud tak langsung seperti membaca dan menulis. Oleh karena itu, bahasa harus diajarkan kepada anak didik, hal ini harus benar-benar disadari, apalagi para guru umumnya dan para guru bidang studi pada khususnya. Dengan perkataan lain agar para peserta didik mempunyai kompetensi bahasa language competition yang baik. Apabila seseorang mempunyai kompetensi bahasa yang baik maka diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar, baik LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 33 secara lisan atau tertulis. Jadi, jelas bahwa pembelajaran bahasa menghendaki kompetensi berbahasa, atau dengan kata lain peserta didik harus menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa. Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling fasih diantara bahasa-bahasa yang lain dan yang paling tinggi bahasanya yaitu sebagai bahasa al-Qur’an dan bahasa yang Allah gunakan saat menurunkan wahyu-Nya dengan menggunakan bahasa Arab. Dalam mempelajari bahasa Arab ada beberapa keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik atau bagi orang yang ingin mempelajari dan memahami bahasa Arab ada empat keterampilan yang harus dikuasai 1 keterampilan menyimak, 2 keterampilan berbicara, 3 keterampilan membaca, 4 keterampilan salah satu keterampilan reseptif, keterampilan menyimak menjadi unsur yang harus lebih dahulu dikuasai pelajar. Memang secara alamiah pertama kali manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan berbahasa asing yang harus didahulukan adalah menyimak. Sedangkan membaca adalah kemampuan memahami yang berkembang pada tahap Ali Ahmad Madkūr, Istimā’ merupakan proses yang rumit dan mengandung beberapa unsur. Istimā’ adalah mengenali suara, memahami, menganalisis, menginterpretasikan, mempraktikkan, mengkritik, dan mengevaluasi materi yang hakikatnya pembelajaran mahārah istimā ini sangat membantu siswa yang masih tahap pemula dalam pembelajaran bahasa Arab, karena dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab sendiri yang menjadi gardu depan dalam menguasai bahasa Arab adalah dengan mahārah istimā. Namun kenyataannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, mahārah istimā masih dikesampingkan dalam pembelajarannya. Maka tidak cukup rasanya dalam pembelajaran tersebut masih menggunakan metode klasik semisal metode langsung, ceramah, dan sebagainya. Perlu adanya pembaharuan khususnya metode untuk menyampaikan materi dengan baik. Keterampilan membaca yang dalam bahasa Arab disebut mahārah al-qirā’ah, terkait dengan dua aspek, yaitu kemampuan mengubah lambang tulis menjadi bunyi dan menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung Angkasa, 1990, hlm. 2. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung Remaja Rosda Karya, 2011, hlm. 129. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran..., hlm. 130-131. Ali Ahmad Madkūr, Tādrīs Funūn al-Lughah al-Arabiyyah, Kairo Dār al-Fikr al-Arabiy, 2006, hlm. 84. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 34 dan bunyi tersebut. Adapun inti dari keterampilan membaca terletak pada aspek kedua. Namun, tidak berarti kemahiran dalam aspek pertama tidak penting. Sebab, kemahiran dalam aspek pertama mendasari aspek membaca bahasa Arab merupakan keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan berbahasa asing, yaitu bahasa Arab. Tujuan pengajaran membaca, sebagaimana diketahui adalah melatih pembelajar agar terampil memahami bacaan dan mengembangkan kemampuan membaca siswa. Metode yang digunakan harus mampu membuat siswa tertarik dan senang dalam proses pembelajaran. Dari sinilah muncul beberapa masalah yang menjadi akibatnya, antara lain siswa tidak menyukai pelajaran bahasa Arab karena pembelajaran yang monoton, siswa merasa kesulitan untuk mempelajari bahasa Arab, khususnya membaca bahasa Arab. Berdasarkan pengalaman penulis, rendahnya kemampuan berbicara siswa menggunakan bahasa Arab dalam belajar rata-rata dihadapi sejumlah siswa kurang mampu membaca bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah dan hanya terpaku dengan adanya buku panduan serta lembar kerja siswa LKS tanpa menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca bahasa Arab siswa. Secara realita pembelajaran bahasa Arab asing berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik yang menyangkut metode model pembelajaran, materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Mulyanto Sumardi berpendapat bahwa dalam pengajaran bahasa, salah satu segi yang sering disoroti orang adalah segi metode. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa sering kali dinilai dari segi metode yang digunakan, sebab metode lah yang menentukan isi dan cara mengajarkan uraian di atas, penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode qirā’ah. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Sri Dahlia 2013 menyatakan bahwa dalam pemilihan suatu metode harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa, supaya pembelajaran dapat diikuti dengan baik. Dan metode yang dianggap tepat dalam pembelajaran bahasa Arab tersebut adalah metode qirā’ah. Metode qirā’ah dalam pembelajaran bahasa Arab di PTAI paling tidak dapat memberikan mahasiswa kemampuan membaca dan memahami teks-teks keagamaan Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang Misykat, 2012, Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, Jakarta Bulan Bintang, 1974, hlm. 7. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 35 sebagai referensi skripsi mereka nanti. Sedangkan menurut Kemas Abdul Hai dan Neldi Harianto 2017 menyatakan bahwa jika metode pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, maka yang terjadi mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Dan di dalam pembelajaran qirā’ah terdapat salah satu metode yang sering digunakan yaitu metode qirā’ah yang muncul setelah adanya ketidakpuasan terhadap metode langsung yang kurang memberikan perhatian kepada kemahiran penggunaan metode qirā’ah dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menyimak bahasa Arab siswa. Penulis memilih metode pembelajaran ini supaya mengkondisikan siswa untuk terbiasa membaca bahasa Arab dan mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Dari latar belakang tersebut, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Keterampilan Reseptif Berbahasa Arab untuk Pendidikan Tingkat Menengah”. Metode Penelitian Artikel ini ditulis dengan metode kajian pustaka library research. Data yang digunakan sebagai sumber penulisan berupa buku-buku, artikel, dan beberapa sumber data atau informasi lainnya yang dianggap relevan dengan kajian. Kajian Teori A. Metode Qirā’ah 1. Pengertian Metode Metode merupakan satu rancangan menyeluruh untuk menyajikan secara teratur bahan-bahan bahasa, tak ada bagian-bagiannya yang bertentangan dan semuanya berdasarkan pada asumsi pendekatan tertentu. Dengan kata lain, metode adalah rencana menyeluruh mengenai penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Jika pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat Hermawan, metode pembelajaran bahasa Arab dibagi menjadi 5 yaitu metode kaidah dan terjemah, metode langsung, metode audiolingual, metode membaca, dan metode gabungan. Dalam hal ini peneliti meneliti salah Sri Dahlia, “Urgensi Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI”, Jurnal Arabia, Vol. 5, No. 1 2013 16. Kemas Abdul Hai dan Neldi Harianto, “Efektivitas Pembelajaran Qira’ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi”, Jurnal Titian, Vol. 1, No. 2 2017 129-130. Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta Pokja Akademik, 2006, hlm. 82. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 36 salah satu dari metode pembelajaran bahasa Arab tersebut yaitu metode membaca reading method.2. Pengertian Metode Qirā’ah Metode qirā’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Melalui metode ini diharapkan para peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan kalimat-kalimat bahasa Arab dengan fasih, lancar dan benar sesuai kaidah-kaidah yang telah qirā’ah di dalam prakteknya dimulai beserta peserta didik dengan latihan bersuara, dalam minggu-minggu awal membiasakan latihan yang lengkap dan komprehensif dengan teknik bunyi bahasa, dan membiasakan mendengarkan kalimat yang sederhana, lalu Latar Belakang Metode Qirā’ah Adapun yang melatarbelakangi munculnya metode membaca qirā’ah sesungguhnya merupakan reaksi atas metode langsung yang memprioritaskan keterampilan berbicara, dan mengabaikan tiga keterampilan lainnya mendengar, membaca, dan menulis. Atas dasar inilah, maka para pendidik dan pakar bahasa termotivasi untuk mencetuskan sebuah gagasan metode kontemporer sesuai dengan perkembangan pembelajaran bahasa. Pada waktu itu berkembang opini bahwa pembelajaran bahasa asing termasuk di dalamnya adalah bahasa Arab dengan target semua keterampilan berbahasa adalah sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu, pada tahun 1929 Professor Coleman mengemukakan sebuah realistis bahwa pembelajaran bahasa yang memfokuskan kepada keterampilan membaca adalah “metode membaca”. Metode ini diaktualisasikan pada lembaga pendidikan formal dan perguruan tinggi Amerika serta lembaga-lembaga pendidikan lainnya di Eropa. Kendati metode ini populer dengan terminologi metode membaca, bukan berarti keterampilan berbahasa yang lain diabaikan, akan tetapi dalam porsi yang minimal. Latihan menulis dan berbicara juga diberikan meskipun dengan porsi yang Asumsi Metode Qirā’ah Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 169. Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi, Yogyakarta Teras, 2011, hlm. 68. Mahmūd Kāmil An-Nāqah, Ta’līm al-Lughah al-Arabiyyah li an-Nathiqīn bi Lughāh Ukhrā Asasuhu - Madākhiluhu - Thuruqu Tadrīsihi, Mekkah Jāmi’ah Ummul Qurā, 1985, hlm. 85. Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta PT Bintang Pustaka Abadi, 2010, hlm. 46. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 37 Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pengajaran bahasa tidak bersifat multi tujuan, dan bahwa kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajar bahasa asing dan kemudahan dalam pemerolehannya. Kemahiran membaca merupakan bekal bagi pembelajar untuk mengembangkan pengetahuannya secara mendiri. Dengan demikian, asumsinya bersifat pragmatis bukan filosofis Karakteristik Metode Qirā’ah Karakteristik metode qirā’ah antara lain adalah sebagai berikut a. Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca, yaitu agar pelajar mampu memahami teks ilmiah untuk keperluan studi mereka. b. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan supelemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan extensif reading/  , buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan. c. Basis kegiatan pembelajarannya adalah memahami isi bacaan, didahului oleh pengenalan kosa kata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru. Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah, meskipun bahasa ibu boleh digunakan dalam mendiskusikan isi teks. d. Membaca diam silent reading/   lebih diutamakan daripada membaca keras loud-reading/ . e. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan. 6. Segi Kelebihan dan Kelemahan Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab Segi kelebihan metode qirā’ah dalam pembelajaran bahasa Arab diantaranya adalah sebagai berikut 1 Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacan-bacaan bahasa Arab dengan fasih dan lancar. 2 Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa Arab sesuai dengan kaidah membaca yang benar. 3 Dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa Arab yang Metode ini memungkinkan para pelajar dapat membaca bahasa baru dengan kecepatan yang wajar bersamaan dengan penguasaan isi bahan bacaan tanpa harus dibebani dengan analisis gramatikal mendalam dan tanpa penerjemahan. Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 54. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung Humaniora, 2004, hlm. 94. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 38 5 Pelajar menguasai banyak kosa kata pasif dengan baik. 6 Pelajar bisa memahami aturan tata bahasa secara qirā’ah dalam pembelajaran bahasa Arab juga terdapat kelemahan, antara lain 1 Pada metode ini, untuk tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali menuntun dan mengulang. 2 Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode qirā’ah lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan atau kata-kata dalam kalimat bahasa Arab yang benar dan lancar. 3 Pengajaran sering terasa membosankan, terutama bila guru yang mengajar tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi Pelajar lemah dalam keterampilan membaca nyaring pelafalan, intonasi, dsb. 5 Pelajar tidak terampil dalam menyimak dan berbicara, karena yang menjadi perhatian utama adalah keterampilan membaca. 6 Pelajar kurang terampil dalam mengarang bebas. 7 Karena kosa kata yang dikenalkan hanya berkaitan dengan bacaan, maka pelajar lemah dalam memahami teks yang Keterampilan Berbahasa Arab Keterampilan dalam berbahasa mencakup empat keterampilan, yaitu keterampilan mendengar mahārah al-istima’, keterampilan berbicara mahārah al-kalām, keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah, dan keterampilan menulis mahārah al-kitābah. Keempat aspek ini menjadi aspek penting dalam belajar bahasa Arab, karena keempat keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan. Karena kedudukan keempat keterampilan ini sangat menunjang dalam pencapaian keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut terbagi menjadi 2 aspek yaitu aspek keterampilan reseptif menyimak dan membaca dan aspek keterampilan produktif berbicara dan menulis. 1. Aspek Keterampilan Bahasa Reseptif Aspek ini meliputi keterampilan menyimak dan membaca a Keterampilan menyimak Mahārah al-Istimā’ Menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif lisan. Menyimak adalah sebuah aktivitas yang Aziz Fahrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012, hlm. 86. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 94-95. Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 55. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 39 menggunakan alat pendengaran untuk memperoleh pesan atau apa yang disimak. Secara umum tujuan keterampilan menyimak adalah agar siswa dapat memahami ujaran dalam bahasa Arab, baik bahasa sehari-hari maupun bahasa yang digunakan dalam forum Keterampilan membaca Mahārah al-Qirā’ah Sebagaimana halnya keterampilan menyimak, membaca mengandalkan kemampuan berbahasa yang pada dasarnya bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang pertama-tama berusaha untuk memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk wacana tulis. Meskipun pemahaman terhadap isi wacana tulis itu bukan semata-mata dan sepenuhnya terjadi tanpa kegiatan pada diri pembaca, namun kemampuan membaca pada dasarnya adalah kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam hal ini informasi dan pesan yang disampaikan, dan bagaimana informasi serta pesan-pesan itu telah tersampaikan seorang pembaca pada dasarnya hanyalah bertindak sebagai Pengertian Istimā’ Keterampilan menyimak sebagai salah satu kemampuan bahasa reseptif, mempunyai posisi yang penting dalam pembelajaran bahasa asing termasuk di dalamnya bahasa Arab. Karena keterampilan inilah yang akan banyak berperan mengenalkan aturan-aturan bunyi yang belum dikenal dalam bahasa ibu. Istimā’ yang dalam bahasa inggris disebut listening, bukan sekedar samā’ hearing, akan tetapi al-inshāt auding. Dalam proses samā’, orang mendengar hanya sekedar mendengar, tanpa adanya perhatian dan tujuan. Berbeda dengan al-inshāt auding, dalam proses ini orang mendengar memang sengaja mendengarkan, sehingga disertai dengan perhatian dan adanya tujuan yang ingin dicapai dalam proses mendengarnya Pengertian Qirā’ah Kata qirā’ah berasal dari kata  yang berarti merupakan salah satu dari 4 aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari kemahiran menyimak, kemahiran berbicara, kemahiran membaca, dan kemahiran menulis. Membaca adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 137. Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang UIN Malang Press, 2009, hlm. 92. Muh. Nidom Hamami, “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima’ Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”, Jurnal Turats, Desember 2013, hlm. 497- 498. Muanwwir dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir, Surabaya Pustaka Progressif, 2007, hlm. 75. Djago Tarigan dkk., Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung Angkasa, 1990, hlm. 135. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 40 di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki kompetensi membaca yang baik. Keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis lambang-lambang tertulis dengan melafalkan atau mencerna di dalam hati. Khususnya mampu atau bisa membaca dengan menggunakan bahasa Arab yang baik dan benar. Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, tanpa membaca kehidupan seseorang akan statis dan tidak berkembang. Dalam pembelajaran bahasa secara umum, termasuk bahasa Arab urgensi keterampilan membaca tidak dapat diragukan lagi, sehingga pengajaran membaca merupakan salah satu kegiatan mutlak yang harus Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menyimak Dalam pembelajaran bahasa asing ada tingkatan pembelajaran, yaitu tingkat pemula mubtadi’, menengah mutawassitah, lanjut mutaqaddim, dan tentunya setiap tingkat mempunyai karaktersitik yang berbeda-beda, baik tujuan, materi, media ataupun evaluasinya. Pada tingkat pemula tujuan utamanya adalah mengenal dengan baik aturan bunyi yang ada dalam bahasa Arab. Kemudian pada tingkat menengah dituntut untuk memahami perbedaan bunyi dan implikasinya terhadap makna dalam bahasa Arab dan memahami isi teks-teks sederhana yang disimak. Sedangkan pada tingkat lanjutan diharapkan mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun Tujuan Pembelajaran Keterampilan Membaca Adapun tujuan khusus dari pembelajaran keterampilan membaca ini dibagi menjadi tiga tingkatan berbahasa, yaitu a. Tingkat Pemula 1 Mengenali lambang-lambang simbol huruf 2 Mengenali kata dan kalimat 3 Menentukan ide pokok dan kata kunci 4 Menceritakan kembali isi bacaan pendek b. Tingkat Menengah Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 143. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 143. Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, Malang UIN Maliki Press, 2010, hlm. 63. Muh. Nidom Hamami, “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak..., hlm. 498. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 41 1 Menemukan ide pokok dan ide penunjang 2 Menceritakan kembali berbagai jenis isi bacaan c. Tingkat Lanjut 1 Menemukan ide pokok dan ide penunjang 2 Menafsirkan isi bacaan 3 Membuat inti sari bacaan 4 Menceritakan kembali berbagai jenis Implikasi Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Keterampilan Menyimak Mahārah al-Istimā’ untuk Pendidikan Tingkat Menengah Pembelajaran keterampilan menyimak tentu berlangsung secara berbeda dari keterampilan yang lain. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran keterampilan menyimak mahārah al-istimā’ dengan menggunakan metode qirā’ah adalah sebagai berikut1 Bila dalam penyampaian materi ditemukan kosa kata yang sulit, pelajar mencatatnya, untuk kemudian didiskusikan dengan teman lain atau guru. 2 Setelah masalah kosa kata terselesaikan, pelajar diminta untuk mendiskusikan isi dari teks yang disimak dalam satu kelompok yang telah dibentuk. 3 Masing-masing wakil dari kelompok mempresentasikan apa yang telah dihasilkan dalam kelompoknya. 4 Guru memberi umpan balik tentang isi dari materi yang disampaikan dengan memberi beberapa pertanyaan seputar pemahaman isi teks dan memberi tanggapan atas diskusi yang sedang berlangsung. Pada tahap ini latihan menyimak bertujuan agar siswa memiliki keterampilan memahami isi suatu teks lisan dan mampu secara kritis menangkap isi yang dikandungnya, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Walaupun latihan-latihan menyimak bertujuan melatih pendengaran, tapi dalam praktek selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan pemahaman, bahkan yang terakhir inilah yang menjadi tujuan akhir dari latihan menyimak. Jadi setelah mengenal bunyi-bunyi bahasa Arab melalui ujaran-ujaran yang didengarnya, ia kemudian dilatih untuk mengucapkan dan memahami makna yang dikandung oleh ujaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran istimā’ sekaligus melatih dasar-dasar kemampuan reseptif dan produktif. Implikasi Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Mahārah al-Qirā’ah untuk Pendidikan Tingkat Menengah Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Malang UIN Malang Press, 2011, hlm. 164. Muh. Nidom Hamami, “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak..., hlm. 501. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 42 Adapun langkah penyajian yang mungkin dilakukan oleh guru dalam menggunakan metode qirā’ah dalam keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah adalah sebagai berikut 1 Pendahuluan, berkaitan dengan berbagai hal tentang materi yang akan disajikan baik berupa apresiasi, atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya. 2 Pemberian kosa kata dan istilah yang dianggap sukar. Ini diberikan dengan definisi-definisi dan contoh-contoh dalam kalimat. 3 Penyajian teks bacaan tertentu. Teks ini dibaca secara diam al-qirā’ah as-shāmitah/silent reading selama kurang lebih 10-15 menit atau disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Bisa juga guru menugaskan para pelajar untuk membaca teks ini di rumah masing-masing pelajar sebelum pertemuan ini. Cara ini lebih menghemat waktu sehingga guru dapat lebih leluasa mengembangkan bacaan di kelas. 4 Diskusi mengenai isi bacaan. Langkah ini dapat berupa dialog dengan bahasa pelajar. 5 Pembicaraan atau penjelasan tentang tata bahasa secara singkat jika diperlukan untuk membantu pemahaman pelajar tentang isi bacaan. 6 Jika guru di awal belum memberikan penjelasan kosa kata yang dianggap sukar dan relevan dengan materi pelajaran, maka pada langkah ini bisa dilakukan. 7 Di akhir pertemuan guru memberikan tugas kepada para pelajar tentang isi bacaan, misalnya membuat rangkuman dengan bahasa pelajar, atau membuat komentar tentang isi bacaan, atau membuat diagram, atau yang lainnya. Jika dipandang perlu, guru dapat memberikan tugas di rumah untuk membaca teks yang akan diberikan pada pertemuan penggunaan metode qirā’ah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan reseptif siswa baik keterampilan menyimak atau membaca. Penulis memilih metode pembelajaran ini supaya mengkondisikan siswa untuk terbiasa membaca bahasa Arab. Target pembelajaran keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah ini adalah mampu membaca teks Arab dengan fasih, mampu menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar. Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu persoalan yang sering ditemukan dalam proses pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab adalah pemilihan metode pengajaran. Metode merupakan cara yang dilalui untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, sehingga tujuan pendidikan Acep Hermawan, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 194. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 43 dapat tercapai. Metode qirā’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Dengan penggunaan metode qirā’ah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan reseptif siswa baik keterampilan menyimak atau membaca. Pada kemahiran menyimak diharapkan siswa mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Adapun pada kemahiran membaca, dengan metode ini diharapkan para peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan kalimat-kalimat bahasa Arab dengan fasih, lancar dan benar sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Basis kegiatan pembelajarannya adalah memahami isi bacaan, didahului oleh pengenalan kosa kata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru. Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah, meskipun bahasa ibu boleh digunakan dalam mendiskusikan isi teks. DAFTAR PUSTAKA An-Nāqah, Mahmūd Kāmil. Tā’līm al-Lughah al-Arabiyyah li an-Nāthiqīn bi Lughāh Ukhrā Asasuhu - Madākhiluhu - Thuruqu Tadrīsihi. Mekkah Jamī’ah Ummul Qurā. 1985. Asyrofi, Syamsuddin. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta Pokja Akademik. 2006. Dahlia, Sri. “Urgensi Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI”. Jurnal Arabia, Vol. 5, No. 1 2013 16. Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang Misykat. 2012. Fahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. 2012. Hai, Kemas Abdul dan Neldi Harianto. “Efektivitas Pembelajaran Qira’ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi”. Jurnal Titian, Vol. 1, No. 2 2017 129-130. Hamami, Muh. Nidom. “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima’ Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. Jurnal Turats. Desember 2013. Hamid, Abdul. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang UIN Maliki Press. 2010. Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Remaja Rosda Karya. 2011. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 44 Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Humaniora. 2004. Madkūr, Ali Ahmad. Tādrīs Funūn al-Lughah al-Arabiyyah. Kairo Dār al-Fikr al-Arabiy. 2006. Munawwir, dan Muhammad Fairuz. Kamus Al-Munawwir. Surabaya Pustaka Progressif. 2007. Mujib, Fathul. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab. Yogyakarta PT Bintang Pustaka Abadi. 2010. Muna, Wa. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Teras. 2011. Mustofa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang UIN Malang Press. 2011. Rosyidi, Abdul Wahab. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang UIN Malang Press. 2009. Sumardi, Mulyanto. Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi. Jakarta Bulan Bintang. 1974. Tarigan, Djago dkk. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa, 1990. Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. 1990. ... In other words, the method is a comprehensive plan regarding the presentation of language systematically based on a specified approach. If the approach is axiomatic, then the method is procedural Khoiriyah, 2020. ...Sa’idatul AbidahSuci Ramadhanti FebrianiThe main goal of foreign language learning is to make students skilled in using the language both orally and in writing, as well as learning Arabic. However, there are many factors that cause students difficulties in the learning process. One of the contributing factors is the existence of various student characters in the classroom which makes teachers have to be smart in choosing learning methods. One of the appropriate strategies as an effort to overcome these problems is to use the "Clustering Learning Method". This research uses a qualitative approach, with a case study method; data is collected through observation and documentation. Data analysis in this study uses the theory of "Miles and Huberman". The results showed that the application of the clustering method could improve speaking skills in learning Arabic for class XI students of SMAN 10 Malang City. The improvement in question, namely the improvement of the process and student learning outcomes. This increase was seen in the learning process of the first and second meetings. Based on the results of the study, the researcher suggested to teachers that learning Arabic to improve speaking skills through the clustering method could be used as an alternative for teachers to teach other materials.... Ketiga, Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberi-an latihan-latihan berdasarkan teks bacaan kepada siswa Khoiriyah, 2020 ...Asti NazhyfaWiza Novia Rahmi Mahyudin RitongaLearning methods have an important position in achieving the set learning goals. Experts have found various methods that can be applied in language learning, one of which is thariqah al-qiro'ah, this paper will reveal how thariqah al-qiro'ah in theoretical reviews as well as practical reviews. Research is carried out in the form of library research, which is looking for various information related to thariqah al-qiro'ah in various sources then analyzing it to be interpreted as research findings, analysis is carried out by comparing the opinions and results of existing research. The research findings are that thariqah al-qiro'ah is an Arabic learning method used to realize learners who have the ability to read. In its application, thariqah al-qiro'ah begins with the provision of new mufradat to students, discusses together the content of the reading text, asks questions to students related to the text and ends with the provision of exercises related to reading. But this method only focuses on reading skills and does not train students' ability to listen, speak and Santoso WibowoWidiya YulRiko AndrianThis paper explores the steps for learning Arabic reading skills based on e-Learning using SIKULI and the advantages and disadvantages of e-Learning. The approach is a descriptive qualitative approach with three data collection techniques, namely 1 observation, 2 interviews, and 3 documentation. The results showed that there were three steps taken by lecturers in implementing e-Learning-based Arabic reading skills using SIKULI, namely 1 pre-learning, 2 implementation of learning, and 3 evaluation of learning. Researchers also found several advantages of implementing e-Learning-based Arabic reading skills using SIKULI, namely 1 assisting the internal quality assurance system SPMI through monitoring and evaluation, 2 practical and flexible, 3 providing supporting features and menus. However, besides having various advantages, as an e-Learning that has just been built and used, SIKULI is also not free from multiple shortcomings, namely 1 frequently interrupted system, 2 no notifications, 3 poor internet network. Nevertheless, The results of this sytudy are hoped to provide insight and alternative solutions for lecturers in carrying out online learning of Arabic reading skills during the Covid-19 pandemic. Keywords Learning, Arabic Reading Skills, e-Learning, SIKULI, Covid-19Ahmad ZubaidiSiti Afifah AdawiyahDailatus SyamsiyahYuyun ZunairohDuring the past decades, Qiroatul Kutub has been adopted as the learning model, therefore, this study is aimed to explore the development of the Qiroatul Kutub model using the Plickers application and the feasibility of it. Driven by Borg and Galls model of research and development RnD, the researchers collected the data through documentation of 35 University students including expert assessments of learning method, materials and media. The expert validity test is based on 3 aspects of the module, learning model, and learning media using five scale analysis techniques, namely very good to very poor. From the expert validity test, an average score of A was obtained, which was very good in terms of modules, learning models, and learning media, while the limited test to 32 student respondents obtained A or very well from 3 aspects. Then after the revision, field testing was carried out and got an average score of 4 A or very good with an increase in student achievement from the pre-test and post-test results of indicating that the development of this learning model is very feasible to use. Drawing on the findings, this study provided an insightful finding on the adoption of Plickers application in Arabic reading skills. Thus, the teacher could incorporate this application to gain better students reading RahmadiTranslation is the activity producing a source language message with the closest and natural equivalent to the recipient's language, both in terms of meaning and style. The translation process requires grammatical and lexical adjustments to evade unusual structures in the recipient's language. Translation activities are not only done by humans. With the advancement of technology, electronic translation tools have emerged such as Google Translate to translate parts of text or web pages from one language to another. This study aims to describe the Google Translate system in translating a Hadith Arbain text and to analyze the forms of translation errors in the study of root words and derived morphology. This research is a qualitative descriptive study with the source of data and the object is the translation of the Google translation and the Hadith Arbain. Data collection is done by documentation. Error analysis is used in conducting data analysis of translation errors to find errors in the meaning of Arabic morphology forms against Indonesian and vice versa, grammatical errors, meaning of the same root words but different sounds, meaning of glorification, classifying words of the original language into the target language, the use of inappropriate target words, translation, and the meaning of Islamic concepts. Abdul MunipKegiatan menilai proses dan hasil pembelajaran merupakan aktifitas kependidikan yang sering kurang diperhatikan secara serius oleh guru maupun dosen. Sebagai contoh, masih banyak guru dan dosen membuat instrumen penilaian tanpa melalui langkah-langkah pengembangan instrumen sebagaimana mestinya. Bahkan sebuah penelitian tesis yang menganaisis kualitas soal ulangan umum bersama di tingkat MTs di DI Yogyakarta, menyimpulkan bahwa soal yang dibuat oleh MGMP Bahasa Arab MTs ternyata memiliki ukuran kualitas instrumen yang kurang baik pada aspek validitas butir dan keberfungsian distraktor, sehingga secara teoritis, banyak butir soal yang harus direvisi. Dalam bahasa yang lain, penyusunan dan pengembangan instrumen penilaian merupakan persoalan yang serius untuk difahami karena jika keliru dalam mengembangkan instrumen penilaian akan berdampak pada pengambilan keputusaan tentang keberhasilan atau kegagalan dari kegiatan pembelajaran. Buku ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman teoritis dan praktis tentang bagaimana mengembangkan instrumen penilaian bahasa Arab. Dengan demikian, buku ini layak dipergunakan oleh para mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab baik di Strata satu maupun dua, dan bisa juga dimanfaatkan oleh para guru bahasa Arab di Madrasah. Beberapa konsep dasar tentang penilaian dipaparkan di Bab Pertama, yang meliputi pengertian dan hubungan antar beberapa istilah yang sering tumpang tindih, tujuan dan fungsi penilaian, prinsip penilaian dan jenis penilaian. Standar penilaian pendidikan yang tercantum dalam beberapa Peraturan Menteri Pendidikan juga akan dipaparkan dan dikritisi pada bab iniTā'līm al-Lughah al-'Arabiyyah li anMahmūd An-NāqahKāmilAn-Nāqah, Mahmūd Kāmil. Tā'līm al-Lughah al-'Arabiyyah li an-Nāthiqīn bi Lughāh Ukhrā Asasuhu -Madākhiluhu -Thuruqu Tadrīsihi. Mekkah Jamī'ah Ummul Qurā. Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta Pokja AkademikSyamsuddin AsyrofiAsyrofi, Syamsuddin. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta Pokja Akademik. Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAISri DahliaDahlia, Sri. "Urgensi Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI". Jurnal Arabia, Vol. 5, No. 1 2013 Pengajaran Bahasa Arab. Malang MisykatAhmad EffendyFuadEffendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang Misykat. Bahasa Arab. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian AgamaAziz FahrurroziDan Erta MahyudinFahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. Pembelajaran Qira'ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas JambiKemas HaiNeldi Abdul DanHariantoHai, Kemas Abdul dan Neldi Harianto. "Efektivitas Pembelajaran Qira'ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi". Jurnal Titian, Vol. 1, No. 2 2017 dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima' Dalam Pembelajaran Bahasa ArabMuh HamamiNidomHamami, Muh. Nidom. "Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima' Dalam Pembelajaran Bahasa Arab". Jurnal Turats. Desember Kemampuan Bahasa ArabAbdul HamidHamid, Abdul. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang UIN Maliki Press. Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Remaja Rosda KaryaAcep HermawanHermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Remaja Rosda Karya. 2011. MemulaiBelajar Gitar. Selain mengetahui kunci gitar secara mendasar, ada hal lain yang perlu untuk dilakukan dalam belajar alat musik ini. Pastikan untuk tidak melewatkan salah satunya agar proses belajarmu meningkat secara cepat dan bertahap. Kenali Bagian-Bagiannya areamusikid.wordpress.com. Terdapat beberapa jenis gitar yang dipakai para

Connection timed out Error code 522 2023-06-13 194023 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ccd538e05b8f4 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

CaraCepat Belajar Excel Untuk Pemula, Mengenal Fitur Dasar Yang Sering Digunakan. Info Menarik - Ada banyak cara belajar Excel untuk pemula supaya cepat mahir. Contohnya Kamu bisa membeli buku baik itu bentuk softcopy seperti ebook format PDF atau bentuk hardcopy. Connection timed out Error code 522 2023-06-13 194020 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ccd474c4a0a7b • Your IP • Performance & security by Cloudflare
YoutubeCara Belajar Qiroah Untuk Pemula . video belajar tilawah dasar bagi pemula maqom bayyati sangat pentingvuntuk di lihat bagi para calon . assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh pada kesempatan kali ini kami akan menerangkan bagaimana caranya belajar video belajar ti. 7 jenis lagu dalam seni baca al-qur'an - mu'ammar za dkk.
Connection timed out Error code 522 2023-06-13 194021 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ccd474c454242 • Your IP • Performance & security by Cloudflare belajarqiroah dasar lagu atau irama bayyati, nahawand, hijaz | maqro pernikahan | quran merupakan latihan qiroah untuk acara pernikahan m
Cara Belajar Qiroah Untuk Pemula. Tulisan disini bukan hanya tulisan biasa seperti artikel, copywriting memiliki teknik yang berbeda. Strategi pertama adalah mengenali produk. Download Terjemah Kitab Nahwu "Matan Jurumiyyah from Tulisan disini bukan hanya tulisan biasa seperti artikel, copywriting memiliki teknik yang berbeda. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, charles bonar sirait sudah menuliskannya ke dalam sebuah buku yang berjudul the power of public speaking. Apabila terus menerus kalah, akan sulit untuk mengembalikan modal yang telah hilang sebelumnya. 15 cara belajar bahasa jepang untuk pemula. 8 cara belajar pemrograman yang efektif untuk pemula. Laksana dua sisi mata pisau, jika salah langkah pasti akan terluka. Dengan hadirnya internet dan teknologi yang sudah serba canggih, mendapatkan informasi sudah semudah membalikkan telapak tangan. Kamu dapat belajar apapun, termasuk belajar. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, charles bonar sirait sudah menuliskannya ke dalam sebuah buku yang berjudul the power of public speaking. Anggapan tersebut sudah tidak lagi berlaku, sebab para ilmuwan telah melakukan berbagai inovasi untuk menyederhanakan pembelajaran tentang komputer dan pengembangan. Untuk belajar, anda perlu berlatih sebanyak yang anda bisa. Namun begitu, jika anda ingin menguasainya secara cepat dan tidak menemukan masalah dalam mempelajarinya, maka anda perlu menyimak cara dan tips berikut. Tutorial belajar komputer untuk kesempatan kali ini kita akan membahas tentang cara belajar networking bagi pemulang, seseorang mengenal network engineer antara lain adalah dengan mengikuti sertifikasi seperti mengikuti sertifikasi ccna cisco certified network associate, meningkatkan pengalaman dan kemampuan problem solving dengan mengikuti training. Sebab, cryptocurrency seperti bitcoin semakin dilirik sebagai instrumen investasi yang menjanjikan seiring nilainya yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Jika pada alat musik gitar kita membutuhkan benda yang kerap disebut pick, pada drum juga memerlukan stick guna memainkan alat. Menurut bursa efek indonesia, saham bisa diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada sebuahh perusahaan perseroan terbatas. Kata siapa belajar coding itu harus memakan waktu lama dengan segala materi yang rumit? Panduan lengkap belajar cryptocurrency bagi pemula. Oleh ratna patria 10 november 2021. Apalagi dulu saya hanya lulusan sma jurusan ips. Struktur tutorial excel untuk pemula. Akan tetapi, bila sukses hasilnya sangat besar. Belajar coding untuk pemula, cuma 10 menit mudah.
OFXWx.
  • 8ueemk27ax.pages.dev/140
  • 8ueemk27ax.pages.dev/573
  • 8ueemk27ax.pages.dev/4
  • 8ueemk27ax.pages.dev/546
  • 8ueemk27ax.pages.dev/369
  • 8ueemk27ax.pages.dev/526
  • 8ueemk27ax.pages.dev/596
  • 8ueemk27ax.pages.dev/91
  • cara belajar qiroah untuk pemula