JualRumah, Resto, kost di Cideng Jakarta pusat. Cideng, Jakarta Pusat. Rumah (Resto + Kost) Cideng - Jakarta Pusat HGB s.d. 2036 Luas tanah : 400 m² (dimensi 16 X 25 meter) Luas bangunan : 700 m2 3 lantai Hadap selatan Listrik 14500 watt Kamar kost : 13 (kamar mandi dalam Sewa : Rp 500 Juta/Tahun. Rp 500.000.000. Jakarta - Sejak tahun 1970-an, kawasan Glodok sudah kesohor sebagai pusat elektronik terbesar di Indonesia. Segala macam barang elektronik tersedia, dari yang keluaran teranyar sampai elektronik rekondisi alias bekas. Namun demikian, kondisi saat ini cukup memperihatinkan. Banyak toko elektronik, terutama yang berada di Pasar Glodok, ditutup lantaran sepi pembeli. Ken, salah seorang pedagang video game Pasar Glodok, mengatakan sepinya pengunjung terutama disebabkan karena menjamurnya pusat perbelanjaan dan jaringan gerai elektronik di banyak tempat, khususnya pinggiran kota. "Online berpengaruh, tapi kecil sekali. Karena barang elektronik itu kadang tetap harus lihat barangnya. Masalah sepi di sini karena banyak sekali mal-mal sama toko elektronik. Sudah terlalu kebanyakan," ucap Ken kepada detikFinance ditemui di tokonya, Kamis 13/7/2017.Foto Muhammad IdrisMenurut dia, banyaknya toko elektronik yang tutup di Glodok bukan hal yang aneh. Pasalnya, semakin hari penjualan semakin turun lantaran tak banyak orang yang datang ke Glodok."Jadi bukan karena online, tapi karena mal sudah banyak sekali di Jakarta. Anak saya sendiri kalau beli barang elektronik lebih suka ke Taman Anggrek, padahal lebih jauh, katanya karena lebih nyaman dan bisa cari hiburan," ujar itu, Asisten Manager Pasar Glodok PD Pasar Jaya, Aswan, menuturkan menjamurnya gerai elektronik dan juga pusat perbelanjaan membuat Glodok perlahan mulai ditinggalkan pemburu barang elektronik."Zaman dulu kalau orang Bekasi, Jakarta, Tangerang kalau mau beli kulkas, televisi, atau elektronik lain kepikiran pertama pasti ke Glodok. Pokoknya beli elektronik ya ke Glodok, sekarang zaman sudah berubah," jelas Muhammad IdrisApalagi, lanjut dia, selain kenyamanan dan kedekatan dari tempat tinggal, banyak gerai elektronik menawarkan pembelian produk elektronik tanpa harus membayar cash alias tunai."Di sini Glodok Anda datang jauh-jauh kemudian harus beli dengan uang kontan. Sementara kalau Anda beli di toko elektronik yang besar-besar bisa beli cicil kredit, bunga 0% atau flat. Satu bulan cuma nyicil Itu kan menarik sekali bagi masyarakat," terang Aswan."Sata masih ingat waktu kecil, kalau orang tua dulu mau beli barang elektronik ya harus ke Glodok, sekarang beli di supermarket juga ada, hypermart atau mal yang ada pinggiran-pinggiran ada juga. Mereka modal besar, sementara pedagang elektronik di sini kan rata-rata pemain kecil," Glodok sendiri selama puluhan tahun dikenal sebagai pusat penjualan berbagai macam barang elektronik yang terbagi dalam beberapa kawasan Glodok Plaza, Pasar Glodok, Harco Glodok, dan Plaza Orion. Di luar kawasan yang dibangun Pemda DKI Jakarta dan swasta tersebut, ratusan pedagang elektronik lainnya menjamur di sepanjang jalan di pinggiran Glodok sampai ke Pasar Asemka hingga Mangga Dua.[GambasVideo 20detik] idr/wdl Aktivitasekonomi di Pasar Glodok menunjukkan peningkatan dan para pedagang sudah menjajakan berbagai kebutuhan perayaan menjelang Imlek 2568 pada 28 Januari 2017. hanya identik dengan barang JAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat aktivitas perdagangan di pusat elektronik Glodok City lesu. Kondisi demikian telah terjadi sejak dolar berangsur naik sejak 2-3 minggu lalu. Sebagai langkah antisipasi kerugian yang kian besar akibat sepinya transaksi, pedagang mulai menutup toko dan mengurangi jumlah karyawan. Bagi yang memiliki modal cukup kuat, mereka menaikkan harga barang hingga 20-30% agar tetap mendapat keuntungan. Karyawan toko Star Jaya, Adi Jumala, 30, menuturkan, harga barang elektronik seperti monitor, laptop, kamera pengintai CCTV, mic, soundsystem, dankamera digital mengalami kenaikan 20-30% dari harga sebulan sebelumnya. Laptop merek Lenovo ukuran 14 inci misalnya, sebulan yang lalu harganya Rp3,2 juta. Setelah nilai tukar dolar Amerika Serikatm enguat, harga laptop mencapai Rp3,5 juta. ”Ini kan barang impor, jadi harganya mengikuti pergerakan nilai tukar dolar Amerika,” katanya kemarin. Akibat pelemahan ini, omzet penjualan di tokonya pun mengalami penurunan hingga 50% karena banyak pembeli menahan diri untuk berbelanja elektronik. ”Tahun lalu kita bisa sampai Rp100 juta per bulan, sekarang Rp50 juta saja susah,” terangnya. Konsumen yang berasal dari seluruh Indonesia pun tidak membantu banyak dalam meningkatkan penjualan. Bahkan, sebelum rupiah mengalami pelemahan, transaksi perdagangan di Glodok City sudah melemah. ”Glodok kalah bersaing dengan pusat perbelanjaan lain dan toko online,” tambahnya. Seorang pembeli, Asep Jainuri, 39, mengaku masih sering berbelanja di Pasar Glodok City lantaran pilihannya lengkap dan harganya relatif murah. Hanya, Asep menyayangkan melemahnya rupiah yang berimbas pada naiknya harga barang. Harga televisi LED 32 inci merek Samsung pada Mei lalu Rp3,1 juta, sekarang naik menjadi Rp3,7 juta. ”Naiknya sekitar 20%,” kata pria asal Jatinegara, Jakarta Timur, ini. Ketua Paguyuban Pedagang Glodok City Muhammad Ridwan mengatakan, dampak perlambatan ekonomi sangat berimbas terhadap aktivitas perdagangan. Meski tidak banyak, beberapa pedagang memilih menutup tokonya karena biaya operasional membengkak. Adapun, beberapa yang bertahan memilih mengurangi jumlah karyawan untuk meminimalisir biaya operasional toko. ”Dari total 200 pedagang yang ikut paguyuban, sekitar 0,5% menutup tokonya. Anda bisa lihat sendiri, beberapa kios tutup dan disegel pemilik gedung,” ujarnya. Ridwan berharap pemerintah memberikan bantuan atau insentif untuk menyiasati perlambatan ekonomi ini. Salah satunya memperbaiki fasilitas pendukung pasar, seperti pendingin ruangan AC yang sudah empat tahun terakhir ini rusak. Meski sudah dilaporkan, hingga saat ini belum ada respons dari pengelola maupun Pemprov DKI Jakarta. Selain meminta perbaikan fasilitas, para pedagang juga akan sangat terbantu apabila ada bantuan kredit dengan bunga rendah. Kabid Sosial Asosiasi Pedagang Komputer Indonesia Apkindo Mariman Muhardi menjelaskan, kenaikan barang elektronik saat ini merupakan yang paling tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Meski dahulu Indonesia sempat mengalami krisis, kenaikan hanya 5%. Dia berharap, pemerintah segera merespons kondisi ini. Jika tidak secepatnya diambil kebijakan, akan berakibat fatal bagi para pedagang dan pembeli. ”Kalau sampai terus-terusan begini, para pedagang bakal bangkrut dan konsumen tak lagi beli,” yusuf ftr
p>harga pasar barang impor yang identik di tingkat retailer di daerah pabean hari kerja setelah tanggal penerbitan INP bila melalui media elektronik. 5 (lima) hari kerja sejak tanggal tanggal PIB bila melalui media elektronik. 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan INP bila melalui media elektronik harga jual dipasar Glodok
Jakarta - Pada era tahun 1990-an, Pasar Glodok jadi pusat grosir barang elektronik paling ramai di Indonesia. Semua jenis elektronik tersedia di pasar yang berlokasi di Jakarta Barat tersebut, dari mulai barang baru hingga rekondisi alias demikian, kondisi Glodok semakin hari semakin ditinggal pembeli. Andre, salah seorang pedagang elektronik Glodok, mengatakan salah satu kontributor sepinya pembeli di pasar tersebut terjadi karena maraknya tren berbelanja online."Sepi salah satunya karena online. Itu berpengaruh sekali, orang sekarang lebih suka beli secara online daripada datang langsung, tapi untuk beberapa elektronik saya kira memang masih harus lihat barangnya langsung," kata Andre kepada detikFinance, ditemui di tokonya, Kamis 13/7/2017. Dia mengungkapkan, para pedagang elektronik yang masih bertahan di lantai 3 hingga 5 Pasar Glodok, juga rata-rata memiliki situs online atau menjualnya lewat situs Muhammad Idris"Ini rata-rata yang masih buka toko juga punya online. Kalau tidak punya online, jual dengan menunggu di toko begini saja pasti enggak bisa bertahan, habis pasti. Lihat saja yang datang sepi sekali begini," ujar yang menjual PlayStation dan kaset game console ini mengaku, porsi penjualan video game tersebut dari online bahkan lebih besar ketimbang yang dijual langsung dari toko."Kalau di saya porsinya penjualan lewat online itu 60%. Untuk offline itu 40%, jadi memang besar. Kalau online terutama pembeli cari yang seperti PS 3 seri 25, kalau itu orang enggak khawatir kalau beli online," ungkap Muhammad IdrisFrans, pedagang elektronik Pasar Glodok mengamini hal tersebut. Untuk bertahan, pedagang Pasar Glodok juga banyak yang menjualnya lewat online. Sementara di toko sendiri lebih banyak yang dilakukan pedagang."Makanya kadang kita hanya ambil barang dari distributor begitu ada pesan online. Baru barangnya dikirim langsung. Tapi kan memang enggak pasti, kadang ada yang beli sampai 5 set. Kalau di toko begini, sepi," pungkas Frans. idr/wdl

Andaadalah perusahaan, distributor, Toko, dan Supplier Alat Elektronik untuk wilayah Indonesia Ayo segera daftarkan perusahaan Anda disini dan anda bisa menjual maupun membeli produk secara B2B.. B2B marketplace yang membantu Perusahaan berupa Toko, Importir, Distributor, Trading, Jasa, Supplier, Pabrik, Eksportir melakukan transaksi jual beli.

Barang elektronik di pasar Glodok. Foto Elsa Toruan/kumparanSejumlah pedagang barang elektronik di Pasar Glodok, Jakarta, mengaku mengalami penurunan penjualan akibat harga barang yang meningkat. Melonjaknya harga barang-barang elektronik, seperti laptop hingga kamera DSLR ini terjadi karena pelemahan rupiah terhadap dolar AS. “Rata-rata penjualan kami menurun sampai 20 persen karena harga naik,” kata Novanda, salah seorang penjual kamera DSLR di Pasar Glodok, Jakarta, Minggu 2/9. Dia juga menambahkan kalau rata-rata kenaikan harga kamera DSLR yang ia jual sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per unit, tergantung pada jenis kamera. Selain Novanda, juga ada Ratna yang menjual laptop di salah satu stan Pasar Glodok. Ratna menjelaskan bahwa kalau biasanya dia mampu menjual sebanyak 7 hingga 8 unit laptop per minggu, namun sekarang tidak. Tiap minggunya, Ratna hanya mampu menjual sekitar 3 unit laptop kepada pengunjung yang datang.“Sepi. Karena harga pada naik jadi orang yang beli juga jarang pasti,” katanya. Barang elektronik di pasar Glodok. Foto Elsa Toruan/kumparanPenurunan penjualan ini, dikatakan Ratna tentu berpengaruh terhadap omzet yang didapatnya dari berjualan laptop di Pasar Glodok. Tiap bulan, Ratna bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta.“Kalau sekarang boro-boro, lagi lesu banget. Orang pasti ada rasa enggan buat pesan kalau harganya meningkat signifikan,” tutupnya.

Jakarta 200 Materai 6000 Muhammad Amirudin 4 fMuhammad Amiruddin, 012809005 Analisa dan Rancangan Sistem Informasi Penjualan CV. Kunta Sakti; dibawah bimbingan Ahmad Fitriansyah, M.Kom. 45 + ix hal / 13 gambar / 2 lampiran / 10 pustaka ( 2001 – 2010 ) ABSTRAK CV. Kunta Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan alat
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Ff6tsZ1UwegOPnfZhdJ5biTDU8SQv4V9jLp1DiFopeGm3-BQbzv8Og==
Mencari Tempat belanja di pusat grosir surabaya yang lokasinya berada di depan pasar Turi Lama, di ini barang - barangnya tergolong paling komplit dan terlengkap di seluruh wilayah kota surabaya. Di Tempat ini bisa di katakan sebagi surga Wisata Belanja atau lebih di kenal dengan sebutkan pasar kulakan grosir, lokasi pusat grosir yang terdiri daro lima lantai dan menjual qAPkn5A.
  • 8ueemk27ax.pages.dev/65
  • 8ueemk27ax.pages.dev/417
  • 8ueemk27ax.pages.dev/41
  • 8ueemk27ax.pages.dev/494
  • 8ueemk27ax.pages.dev/546
  • 8ueemk27ax.pages.dev/352
  • 8ueemk27ax.pages.dev/30
  • 8ueemk27ax.pages.dev/160
  • harga barang elektronik di pasar glodok